A.
Hubungan interpersonal
1. menjelaskan model pertukaran
sosial dan analisa transaksional
Pengertian Analisis Transaksional
- Analisis Transaksional adalah suatu pendekatan psychotherapy yang menekankan pada hubungan interaksional.
- Analisis Transaksional (AT) adalah salahsatu pendekatan Psychotherapy yang menekankan pada hubungan interaksional.
- Dalam buku Transactional Analysis in Psychotherapy, Berne (1961) mendefinisikan analisis transaksional sebagai sistematika analisis struktur transaksi, mencakup aspek-aspek kepribadian dan dinamika sosial yang disusun berdasar pengalaman klinis serta merupakan bentuk terapi rasional yang mudah dipahami, dan mampu menyesuaikan dengan latar budaya klien.
- Analisis transaksional adalah metode yang menyelidiki peristiwa dalam interaksi orang per-orang, cara mereka memberikan umpan balik serta pola permainan status ego masing-masing. Metode ini kemudian dikenal sebagai salah satu teknik psikoterapi yang dapat digunakan dalam pelatihan individual, tetapi lebih cocok digunakan secara berkelompok (Corey, 2005).
- Analisis transaksional menurut pandangan Stewart (1996) berbeda dengan sebagian besar model terapi lain karena merupakan bentuk terapi berdasarkan kontraktual dan desisional. Analisis transaksional melibatkan suatu kontrak yang dibuat oleh klien, yang dengan jelas menyatakan tujuan-tujuan dan arah proses pelatihan.
Analisis Transaksional (AT) merupakan psikoterapi
transaksional yang dapat digunakan dalam konseling individual, tetapi lebih
cocok digunakan dalam konseling kelompok. Analisis Transaksional melibatkan
suatu kontrak yang dibuat oleh klien, yang dengan jelas menyatakan
tujuan-tujuan dan arah proses konseling.
Analisis Transaksional berfokus pada keputusan-keputusan
awal yang dibuat oleh klien dan menekankan kemampuan klien untuk membuat
keputusan-keputusan baru. Analisis Transactional menekankan aspek-aspek
kognitif rasional-behavioral dan berorientasi kepada peningkatan kesadaran
sehingga klien akan mampu membuat keputusan-keputusan baru dan mengubah cara
hidupnya. Berne menemukan bahwa dengan menggunakan AT kliennya membuat
perubahan signifikan dalam kehidupan mereka.
Model analisa transaksional
Asumsi Dasar
Pendekatan analisis transaksional
berlandaskan suatu teori kepribadian yang berkenaan dengan analisis struktural
dan transaksional. Teori ini menyajikan suatu kerangka bagi analisis terhadap
tiga kedudukan ego yang terpisah, yaitu: orang tua, dewasa, anak. Sifat
kontraktual proses terapeutik analisis transaksional cenderung mempersamakan
kedudukan konselor dan klien. Adalah menjadi tanggung jawab klien untuk
menentukan apa yang akan diubahnya. Pada dasarnya, analisis transaksional
berasumsi bahwa manusia itu:
- Manusia memiliki pilihan-pilihan dan tidak dibelenggu oleh masa lampaunya (Manusia selalu berubah dan bebas untuk menentukan pilihanya). Ada tiga hal yang membuat manusia selalu berubah, yaitu :
1.
Manusia (klien) adalah orang yang “telah
cukup lama menderita”, karena itu mereka ingin bahagia dan mereka berusaha
melakukan perubahan.
2.
Adanya kebosanan, kejenuhan atau putus
asa. Manusia tidak puas dengan kehidupan yang monoton, kendatipun tidak
menderita bahkan berkecukupan. Keadaan yang monoton akan melahirkan perasaan
jenuh atau bosan, karena itu individu terdorong dan berupaya untuk melakukan
perubahan.
3.
Manusia bisa berubah karena adanya
penemuan tiba-tiba. Hal ini merupakan hasil AT yang dapat diamati. Banyak orang
yang pada mulanya tidak mau atau tidak tahu dengan perubahan, tetapi dengan
adanya informasi, cerita, atau pengetahuan baru yang membuka cakrawala barunya,
maka ia menjadi bersemangat untuk menyelidiki terus dan berupaya melakukan
perubahan.
4.
Manusia sanggup melampaui pengondisian
dan pemprograman awal (manusia dapat berubah asalkan ia mau). Perubahan manusia
itu adalah persoalan di sini dan sekarang (here and now). Berbeda dengan
psikoanalisis, yang cenderung deterministik, di mana sesuatu yang terjadi pada
manusia sekarang ditilik dari masa lalunya. Bagi AT, manusia sekarang memiliki
kehendak, karena itu perilaku manusia sekarang adalah persoalan sekarang dan di
sini. Kendatipun ada hubungannya dengan masa lalu, tapi bukan seluruhnya
perilaku hari ini ditentukan oleh pengalaman masa lalunya.
2.
menjelaskan pertukaran kesan dan ketertarikan interpersonal dalam memulai
hubungan
Hubungan interpersonal yaitu ketika berkomunikasi dengan
seseorang kita tidak hanya menyampaikan pesan nya saja melainkan menentukan
hubungan interpersonalnya
Semakin baik hubungan interpersonal maka semakin terbuka
hubungan interpersonalnya dan semakin baik hubungan antara seseorang
3,
menjelaskan model peran , konflik,adequency serta autensivitas dalam hubungan
peran
Model intraksional mode ini memandang sebagai suatu
sistem. Setiap sistem memiliki sifat intraksual, da medan. Semua sistem terdiri
dari sub sistem yg saling tergantung. 5
konflik yg dapat memutuskan suatu hubungan
1. kompetinsi dmana pihak memisahkan hubungan dengan
orang lain
2.dominasi dimana salah satu pihak berusaha
memperolehbdengan mengorbankan oranglain.
3. kegagalan dimana masing masing berusaha menyalahkan
orng lain
4.provokasi dimana suatu pihak terus menerus berbuat
sesuatu yg iaketahui menyinggung
5.perbedaan nilai dimana mereka tidak sepakat dengan
nilai-nilai yg mereka anut
4.menjelaskan intimasi dan pertumbuhan
Factor-factor
yang menumbuhkan hubungan interpersonal uang baik berhubungan dengan orang lain
tanpa menilai dan tanpa berusaha mengendalikan.factor kedua yang menumbuhkan
sikap percaya pada diri orang lain.Kejujuran, factor ketiga yang menumbuhkan
sikap percaya.sikap yang mengurangi sikap defensive dalam komunikasi.amat besar
pengaruhnya dalam menumbuhkan komunikasi interpersonal yang efektif.Teori-teori
tentang efek komunikasi yang oleh para pakar komunikasi tahun 1970-an dinamakan
pulahypodermic needle theory, teori ini mengasumsikan bahwa media
memiliki kekuatan yang sangat perkasa dan komunikan dianggap pasif atau tidak
tahu apa-apa. Teori peluru yang dikemukakan Wilbur Schramm pada tahun 1950-an
ini kemudian dicabut pada tahun 1970-an dan meminta kepada para pendukungnya
yang menganggap teori ini tidak ada. Sebab khalayak yang menjadi sasaran media
ini ternyata tidak pasif. Kemudian muncul teori model atau model efek terbatas,
Hovland mengatakan bahwa pesan komunikan efectif dalam menyebarkan informasi,
bukan dalam mengubah perilaku. Penelitian Cooper dan Jahoda pun menunjukan
bahwa persepsi selektif dapat mengurangi efektifitas sebuah pesan.Contoh :
seorang gadis berjalan lenggak-lenggok seperti pragawati dan banyak pria
terpana padanya sampai-sampai tak berkedip, itu merupakan pola S – R. Proses
ini merupakan bentuk pertukaran informasi yang dapat menimbulkan efek untuk
mengubah tindakan komunikasi (communication act). Model S – R mengasumsikan
bahwa perilaku individu karena kekuatan stimulus yang dating dari luar dirinya,
bukan atas dasar motif dan sikap yang dimiliki
5. menjelaskan itimasi dan hubungan pribadi
Secara harfiah intimasi dapat
diartikan sebagai kedekatan atau keakraban
dengan orang lain. Intimasi dalam pengertian yang lebih luas telah banyak
dikemukan oleh para ahli. Shadily dan Echols (1990) mengartikan intimasi
sebagai kelekatan yang kuat yang didasarkan oleh saling percaya dan
kekeluargaan. Sullivan (Prager, 1995) mendefinisikan intimasi sebagai bentuk
tingkah laku penyesuaian seseorang untuk mengekspresikan akan kebutuhannya
terhadap orang lain. Kemudian, Steinberg (1993) berpendapat bahwa suatu
hubungan intim adalah sebuah ikatan emosional antara dua individu yang didasari
oleh kesejahteraan satu sama lain, keinginan untuk memperlihatkan pribadi
masing-masing yang terkadang lebih bersifat sensitif serta saling berbagi
kegemaran dan aktivitas yang sama.
dengan orang lain. Intimasi dalam pengertian yang lebih luas telah banyak
dikemukan oleh para ahli. Shadily dan Echols (1990) mengartikan intimasi
sebagai kelekatan yang kuat yang didasarkan oleh saling percaya dan
kekeluargaan. Sullivan (Prager, 1995) mendefinisikan intimasi sebagai bentuk
tingkah laku penyesuaian seseorang untuk mengekspresikan akan kebutuhannya
terhadap orang lain. Kemudian, Steinberg (1993) berpendapat bahwa suatu
hubungan intim adalah sebuah ikatan emosional antara dua individu yang didasari
oleh kesejahteraan satu sama lain, keinginan untuk memperlihatkan pribadi
masing-masing yang terkadang lebih bersifat sensitif serta saling berbagi
kegemaran dan aktivitas yang sama.
Intimasi menurut
Levinger & Snoek (Brernstein dkk, 1988) merupakan
suatu bentuk hubungan yang berkembang dari suatu hubungan yang bersifat
timbal balik antara dua individu. Keduanya saling berbagi pengalaman dan
informasi, bukan saja pada hal-hal yang berkaitan dengan fakta-fakta umum yang
terjadi di sekeliling mereka, tetapi lebih bersifat pribadi seperti berbagi
pengalaman hidup, keyakinan-keyakinan, pilihan-pilihan, tujuan dan filosofi
dalam hidup. Pada tahap ini akan terbentuk perasaan atau keinginan untuk
menyayangi, memperdulikan, dan merasa bertangung jawab terhadap hal-hal
tertentu yang terjadi pada orang yang dekat dengannya.
suatu bentuk hubungan yang berkembang dari suatu hubungan yang bersifat
timbal balik antara dua individu. Keduanya saling berbagi pengalaman dan
informasi, bukan saja pada hal-hal yang berkaitan dengan fakta-fakta umum yang
terjadi di sekeliling mereka, tetapi lebih bersifat pribadi seperti berbagi
pengalaman hidup, keyakinan-keyakinan, pilihan-pilihan, tujuan dan filosofi
dalam hidup. Pada tahap ini akan terbentuk perasaan atau keinginan untuk
menyayangi, memperdulikan, dan merasa bertangung jawab terhadap hal-hal
tertentu yang terjadi pada orang yang dekat dengannya.
B. CINTA DAN PERKAWINAN
1.
MENJELASKAN CARA MEMILIH PASANGAN
A. Beberapa kriteria memilih calon istri
- Beragama islam (muslimah). Ini adalah syarat yang utama dan pertama.
- Memiliki akhlak yang baik. Wanita yang berakhlak baik insya Allah akan mampu menjadi ibu dan istri yang baik.
- Memiliki dasar pendidikan Islam yang baik. Wanita yang memiliki dasar pendidikan Islam yang baik akan selalu berusaha untuk menjadi wanita sholihah yang akan selalu dijaga oleh Allah SWT. Wanita sholihah adalah sebaik-baik perhiasan dunia.
- Memiliki sifat penyayang. Wanita yang penuh rasa cinta akan memiliki banyak sifat kebaikan.
- Sehat secara fisik. Wanita yang sehat akan mampu memikul beban rumah tangga dan menjalankan kewajiban sebagai istri dan ibu yang baik.
- Dianjurkan memiliki kemampuan melahirkan anak. Anak adalah generasi penerus yang penting bagi masa depan umat. Oleh karena itulah, Rasulullah SAW menganjurkan agar memilih wanita yang mampu melahirkan banyak anak.
- Sebaiknya memilih calon istri yang masih gadis terutama bagi pemuda yang belum pernah menikah. Hal ini dimaksudkan untuk memelihara keluarga yang baru terbentuk dari permasalahan lain.
B. Beberapa kriteria memilih calon suami
- Beragama Islam (muslim). Suami adalah pembimbing istri dan keluarga untuk dapat selamat di dunia dan akhirat, sehingga syarat ini mutlak diharuskan.
- Memiliki akhlak yang baik. Laki-laki yang berakhlak baik akan mampu membimbing keluarganya ke jalan yang diridhoi Allah SWT.
- Sholih dan taat beribadah. Seorang suami adalah teladan dalam keluarga, sehingga tindak tanduknya akan ‘menular’ pada istri dan anak-anaknya.
- Memiliki ilmu agama Islam yang baik. Seorang suami yang memiliki ilmu Islam yang baik akan menyadari tanggung jawabnya pada keluarga, mengetahui cara memperlakukan istri, mendidik anak, menegakkan kemuliaan, dan menjamin kebutuhan-kebutuhan rumah tangga secara halal dan baik.
2.
MENJELASKAN SELUK BELUK PERKAWINAN
Di Indonesia sendiri, menurut psikolog Kasandra Putranto, masyarakatnya
memiliki kecenderungan menikah muda. Bahkan ‘tren’ ini sempat merebak di
kisaran usia akhir 20-an. “Memang ada satu masa dulu orang menikah sekitar umur
18-an, kemudian mundur 20, 22, 24, 26, 28, sampai bahkan 30-an menjadi tren.
Nah, tapi kemudian balik lagi nih, ke usia 20 awal,” ujarnya. Ya, menikah muda
adalah impian hampir semua orang. Ada sebuah keinginan kelak menjadi ‘teman
gaul’ bagi anak-anaknya saat beranjak dewasa. Tak ditakuti sebagai orang tua,
tetapi disegani sebagai ‘kakak’ yang bijak. Bahkan ada juga yang merasa sudah
puas berpacaran dan siap mengikat hubungan ke arah yang lebih serius. Namun,
niat menikah saja tidak cukup, ada banyak hal yang harus dipertimbangkan. Kesiapan
mental, ekonomi, pendidikan belum lagi menghadapi friksi atau konflik dengan
keluarga besar pasti dialami dan itu bisa saja terjadi dan harus dihadapi pada
usia yang masih labil. Nah, bagi Anda yang berniat menikah muda, ada beberapa
hal menurut Kasandra, seperti dilansir CyberNews, yang perlu diketahui:1. Alasan menikah Di Indonesia, umumnya ada dua alasan besar seseorang memutuskan menikah muda.
Pertama, karena hamil di luar nikah saat usia muda (atau istilah kerennya, Married by Accident), dan yang kedua, telah ada rencana jangka panjang yang disusun berdua. Misal, menginginkan usia anaknya tidak terlalu jauh dan berharap kelak saat pensiun, anaknya sudah beranjak dewasa. Untuk alasan kedua ini, harus ada bekal kesiapan mental Anda dan pasangan yang dibarengi dengan kedewasaan dalam berpikir, bertindak dan memutuskan sesuatu. Jika Anda sudah mengambil keputusan tersebut, maka mulailah merencanakan tentang pernikahan. Bacalah referensi buku-buku pernikahan, tentang anak, self improvement dan sebagainya. Btw, masih ada gak ya pernikahan karena dijodohkan oleh orang tua?
2. Membiayai hidup
Tanyakan pada diri sendiri, sudahkah Anda mampu membiayai keidupan rumah tangga Anda kelak? Karena setelah menikah, terasa tabu bila masih menggantungkan finansial kepada orangtua. Pernikahan membutuhkan uang untuk banyak post yang menunggu, mulai dari pengeluaran rumah tangga, apalagi jika sudah memiliki anak. Pikirkan berbagai biaya yang harus dipenuhi, mulai dari membeli susu, makan, hingga sekolah anak. Jika Anda sudah mampu mencukupinya, ini menjadi salah satu tanda Anda sudah dewasa dan siap untuk menikah.
3. Menahan ego
Tak jarang, konflik yang dihadapi pasangan yang menikah muda adalah masalah ego. Masih adanya kesenangan mementingkan diri sendiri, sehingga jika tidak bisa diatasi bisa menimbulkan konflik yang semakin meruncing diantara kedua belah pihak. Harus ada salah satu pihak yang bisa meredam ego, sehingga masalah tidak semakin membesar. Masalahnya, apakah Anda sudah mampu menahan ego untuk menghadapi orang yang egonya masih cukup besar seumur hidup Anda?
4. Mengenal diri pribadi dan pasangan
Artinya, ada saling mengenal pribadi antara Anda dan pasangan. Hal ini penting supaya ada kesiapan Anda menerima segala kelebihan dan kekurangan pasangan. Jadi, tak ada salahnya mengenali dirinya secara mendalam, agar Anda tak merasa salah pilih di kemudian hari.
5. Komitmen di awal pernikahan
Ada baiknya jika sebelum menikah terlebih dulu membuat perjanjian pra nikah. Perjanjian ini tak hanya menyoal masalah keuangan, tetapi juga msalah lain. Misal, komitmen masalah anak, tentang pengurusannya kelak, juga tentang ijinnya apakah Anda kelak masih boleh bekerja setelah punya anak. Semuanya harus jelas di awal, agar tidak menimbulkan masalah besar dalam rumah tangga.
3.
MENJELASKAN PENYESUAIAN DAN PERTUMBUHAN DALAM PERKAWINAN
Perkawinan
tidak berarti mengikat pasangan sepenuhnya. Dua individu ini harus dapat
mengembangkan diri untuk kemajuan bersama. Keberhasilan dalam perkawinan tidak
diukur dari ketergantungan pasangan. Perkawinan merupakan salah satu tahapan
dalam hidup yang pasti diwarnai oleh perubahan. Dan perubahan yang terjadi
dalam sebuah perkawinan, sering tak sederhana. Perubahan yang terjadi dalam
perkawinan banyak terkait dengan terbentuknya relasi baru sebagai satu kesatuan
serta terbentuknya hubungan antarkeluarga kedua pihak.
Relasi yang
diharapkan dalam sebuah perkawinan tentu saja relasi yang erat dan hangat. Tapi
karena adanya perbedaan kebiasaan atau persepsi antara suami-istri, selalu ada
hal-hal yang dapat menimbulkan konflik. Dalam kondisi perkawinan seperti ini,
tentu sulit mendapatkan sebuah keluarga yang harmonis.
Pada dasarnya,
diperlukan penyesuaian diri dalam sebuah perkawinan, yang mencakup perubahan
diri sendiri dan perubahan lingkungan. Bila hanya mengharap pihak pasangan yang
berubah, berarti kita belum melakukan penyesuaian.
Banyak yang
bilang pertengkaran adalah bumbu dalam sebuah hubungan. Bahkan bisa menguatkan
ikatan cinta. Hanya, tak semua pasangan mampu mengelola dengan baik sehingga
kemarahan akan terakumulasi dan berpotensi merusak hubungan.
4.
MENJELASKAN PERCERAIAN DAN PERKAWINAN
Pernikahan
bukanlah akhir kisah indah bak dongeng cinderella, namun dalam perjalanannya,
pernikahan justru banyak menemui masalah. Menikah Kembali setelah perceraian
mungkin menjadi keputusan yang membingungkan untuk diambil. Karena orang akan
mencoba untuk menghindari semua kesalahan yang terjadi dalam perkawinan
sebelumnya dan mereka tidak yakin mereka bisa memperbaiki masalah yang dialami.
Mereka biasanya kurang percaya dalam diri mereka untuk memimpin pernikahan yang
berhasil karena kegagalan lama menghantui mereka dan membuat mereka ragu-ragu
untuk mengambil keputusan.
Apa yang akan
mempengaruhi peluang untuk menikah setelah bercerai? Ada banyak faktor.
Misalnya seorang wanita muda pun bisa memiliki kesempatan kurang dari menikah
lagi jika dia memiliki beberapa anak. Ada banyak faktor seperti faktor
pendidikan, pendapatan dan sosial.
Sebagai
manusia, kita memang mempunyai daya tarik atau daya ketertarikan yang tinggi
terhadap hal-hal yang baru. Jadi, semua hal yang telah kita miliki dan nikmati
untuk suatu periode tertentu akan kehilangan daya tariknya. Misalnya, Anda
mencintai pria yang sekarang menjadi pasangan karena kegantengan, kelembutan dan
tanggung jawabnya. Lama-kelamaan, semua itu berubah menjadi sesuatu yang biasa.
Itu adalah kodrat manusia. Sesuatu yang baru cenderung mempunyai daya tarik
yang lebih kuat dan kalau sudah terbiasa daya tarik itu akan mulai menghilang
pula. Ada kalanya, hal-hal yang sama, yang terus-menerus kita lakukan akan
membuat jenuh dalam pernikahan.
Esensi dalam
pernikahan adalah menyatukan dua manusia yang berbeda latar belakang. Untuk itu
kesamaan pandangan dalam kehidupan lebih penting untuk diusahakan bersama.
Jika ingin
sukses dalam pernikahan baru, perlu menyadari tentang beberapa hal tertentu,
jangan biarkan kegagalan masa lalu mengecilkan hati. Menikah Kembali setelah
perceraian bisa menjadi pengalaman menarik. tinggalkan masa lalu dan berharap
untuk masa depan yang lebih baik.
5.
MENJELASKAN ALTERNATIF SELAIN PERNIKAHAN
Paradigma
terhadap lajang cenderung memojokkan. pertanyaannya kapan menikah??
Ganteng-ganteng kok ga menikah? Apakah Melajang Sebuah Pilihan??
Ada banyak
alasan untuk tetap melajang. Perkembangan jaman, perubahan gaya hidup,
kesibukan pekerjaan yang menyita waktu, belum bertemu dengan pujaan hati yang
cocok, biaya hidup yang tinggi, perceraian yang kian marak, dan berbagai alasan
lainnya membuat seorang memilih untuk tetap hidup melajang. Batasan usia untuk
menikah kini semakin bergeser, apalagi tingkat pendidikan dan kesibukan meniti
karir juga ikut berperan dalam memperpanjang batasan usia seorang untuk
menikah. Keputusan untuk melajang bukan lagi terpaksa, tetapi merupakan sebuah
pilihan. Itulah sebabnya, banyak pria dan perempuan yang memilih untuk tetap
hidup melajang.
Persepsi
masyarakat terhadap orang yang melajang, seiring dengan perkembangan jaman,
juga berubah. Seringkali kita melihat seorang yang masih hidup melajang,
mempunyai wajah dan penampilan di atas rata-rata dan supel. Baik pelajang pria
maupun wanita, mereka pun pandai bergaul, memiliki posisi pekerjaan yang cukup
menjanjikan, tingkat pendidikan yang baik.
Alasan yang
paling sering dikemukakan oleh seorang single adalah tidak ingin
kebebasannya dikekang. Apalagi jika mereka telah sekian lama menikmati
kebebasan bagaikan burung yang terbang bebas di angkasa. Jika hendak pergi,
tidak perlu meminta ijin dan menganggap pernikahan akan membelenggu kebebasan.
Belum lagi jika mendapatkan pasangan yang sangat posesif dan cemburu.
Banyak
perusahaan lebih memilih karyawan yang masih berstatus lajang untuk mengisi
posisi tertentu. Pertimbangannya, para pelajang lebih dapat berkonsentrasi
terhadap pekerjaan. Hal ini juga menjadi alasan seorang tetap hidup melajang.
Banyak pria
menempatkan pernikahan pada prioritas kesekian, sedangkan karir lebih mendapat
prioritas utama. Dengan hidup melayang, mereka bisa lebih konsentrasi dan fokus
pada pekerjaan, sehingga promosi dan kenaikan jabatan lebih mudah diperoleh.
Biasanya, pelajang lebih bersedia untuk bekerja lembur dan tugas ke luar kota
dalam jangka waktu yang lama, dibandingkan karyawan yang telah menikah.
Kemapanan dan
kondisi ekonomi pun menjadi alasan tetap melajang. Pria sering kali merasa
kurang percaya diri jika belum memiliki kendaraan atau rumah pribadi.
Sementara, perempuan lajang merasa senang jika sebelum menikah bisa hidup
mandiri dan memiliki karir bagus. Mereka bangga memiliki sesuatu yang
dihasilkan dari hasil keringat sendiri. Selain itu, ada kepuasaan tersendiri.
Banyak yang
mengatakan seorang masih melajang karena terlalu banyak memilih atau ingin
mendapat pasangan yang sempurna sehingga sulit mendapatkan jodoh. Pernikahan
adalah untuk seumur hidup. Rasanya tidak mungkin menghabiskan masa hidup kita
dengan seorang yang tidak kita cintai. Lebih baik terlambat menikah daripada
menikah akhirnya berakhir dengan perceraian.
Lajang pun
lebih mempunyai waktu untuk dirinya sendiri, berpenampilan lebih baik, dan
dapat melakukan kegiatan hobi tanpa ada keberatan dari pasangan. Mereka bebas
untuk melakukan acara berwisata ke tempat yang disukai dengan sesama pelajang.
Pelajang
biasanya terlihat lebih muda dari usia sebenarnya jika dibandingkan dengan
teman-teman yang berusia sama dengannya, tetapi telah menikah.
Ketika diundang
ke pernikahan kerabat, pelajang biasanya menghindarinya. Kalaupun datang,
mereka berusaha untuk berkumpul dengan para sepupu yang masih melajang dan
sesama pelajang. Hal ini untuk menghindari pertanyaan singkat dan sederhana
dari kerabat yang seusia dengan orangtua mereka. Kapan menikah? Kapan menyusul?
Sudah ada calon? Pertanyaan tersebut, sekalipun sederhana, tetapi sulit untuk
dijawab oleh pelajang.
Seringkali,
pelajang juga menjadi sasaran keluarga untuk dicarikan jodoh, terutama bila
saudara sepupu yang seumuran telah menikah atau adik sudah mempunyai pacar.
Sementara orangtua menginginkan agar adik tidak melangkahi kakak, agar kakak
tidak berat jodoh.
Tidak dapat
dipungkuri, sebenarnya lajang juga mempunyai keinginan untuk menikah, memiliki
pasangan untuk berbagi dalam suka dan duka. Apalagi melihat teman yang seumuran
yang telah memiliki sepasang anak yang lucu dan menggemaskan. Bisa jadi, mereka
belum menemukan pasangan atau jodoh yang cocok di hati. Itulah alasan mereka
untuk tetap menjalani hidup sebagai lajang.
Melajang adalah
sebuah sebuah pilihan dan bukan terpaksa, selama pelajang menikmati hidupnya.
Pelajang akan mengakhiri masa lajangnya dengan senang hati jika telah menemukan
seorang yang telah cocok di hati.
Kehidupan
melajang bukanlah sebuah hal yang perlu ditakuti. Bukan pula sebuah
pemberontakan terhadap sebuah ikatan pernikahan. Hanya, mereka belum ketemu
jodoh yang cocok untuk berbagi dalam suka dan duka serta menghabiskan waktu
bersama di hari tua.
Arus modernisasi dan gender membuat para perempuan Indonesia dapat menempati posisi yang setara bahkan melebihi pria. Bahkan sekarang banyak perempuan yang mempunyai penghasilan lebih besar dari pria. Ditambah dengan konsep pilihan melajang, terutama kota-kota besar, mendorong perempuan Indonesia untuk hidup sendiri.
REFRENSI:
3. http://id.wikipedia.org/wiki/Perkawinan
-
http://id.wikipedia.org/wiki/Cinta