Intrapersonal
facebook sebagai tempat pelampiasan emosi?
Sosial networking ini sudah menjadi
trend di semua kalangan masyarakat Indonesia. Tapi kali ini hanya akan
difokuskan terhadap Facebook dalam
Kehidupan Remaja.
Menurut saya di dalam kalangan remaja
sosial networking bukanlah menjadi sesuatu yg asing untuk para remaja ,
terutama dengan facebook. Facebook adalah suatu situs sosial yg berguna untuk
mempermudahkan pengunanya untuk menjalin silahturahmi dengan teman –teman lama
yg sulit dijumpai, memperbanyak teman , tetapi penyalah gunaan sosial
networking ini sudah disalah gunakan khususnya pada kalangan remaja, bukan
hanya untuk menjalin sirahturahmi tetapi juga digunakan untuk pelampiasan emosi
yg sering di lakukan khusunya remaja.
Pernahkah melihat komentar seperti ini di beranda?
”aduh, capek banget nih…”
“dia punya yang baru lagi,,,sebel
deh..”
”alone home”
”alone home”
Itu hanya sebagian contoh dari
status para remaja di Facebook. Fktanya, mayoritas pengguna Facebook adalah
kalangan remaja. Dan Indonesia termasuk negara yang memiliki akun facebook
terbanyak. Jika melihat ini, bisa dipastikan hampir semua remaja di Indonesia
mempunyai akun facebook.
Pernah aku bertanya kepada seorang
kawan, “kenapa sih kamu bikin fb?”, lalu dia jawab,,
“ya, kamu ini gimana sih.
Kalau gk pnya fb tu kampungan, gk gaul. Semua temenku aja punya.”
Mendengar itu aku jadi berpikir
bahwa ternyata banyak remaja kita yang bergabung di facebook hanya karena
sedang trend dan diminati banyak orang. Padahal sebenarnya dunia sosial network sudah ada sejak lama.
Contohnya seperti friendster dan twitter. Tapi, apa yang membuat facebook yang
lahir baru-baru ini populer? Sebenarnya menurutku karena mereka tidak mengenal
yang namanya friendster. Mereka hanya tau tentang dunia maya sesudah facebook
masuk ke indonesia. Akibatnya, para remaja kita jadi cenderung menjadikan
facebook sebagai ajang pamer. Ini lho, aku temannya bnyak, ini lho banyak yg
ngelike statusku, ini lho banyak yg komen. Terjadilah Fenomena Facebook
seperti sekarang ini.
Bahkan tidak jarang yang menjadikan
facebook sebagai tempat pelampiasan emosi yang tidak bisa dikeluarkan di dunia
nyata. Ini semakin memperparah keadaan. Tahukah anda, bahwa di jejaring sosial
seperti friendster, indonesia terkenal dengan pengguna frienster yang
ceplas-ceplos. Dalam artian terlalu obsesi dengan friendster dan asal
menuliskan status. Tapi yang lebih parah adalah fenomena facebook. Ternyata, hal yang terjadi pada friendster,
terjadi pula di facebook, bahkan intensitasnya 2 kali lipat.
Sosial
Network bukanlah ajang curhat, bukanlah
diary tempat kita meluapkan semua uneg2. kenapa begitu? Ingat, apa yang anda
tulis akan dibaca dan dilihat oleh semua orang. Jadi sepantasnya berhati-hati
dalam menuliskan sesuatu di dunia maya, karena 1 detik setelah anda menulis,
orang lain di negara yang berbeda dapat langsung membacanya. Jika memang mau
menuliskan uneg-uneg, buatlah Blog Pribadi yang di dalamnya dapat kita isi
dengan apapun yang ada dalam pikiran kita. Misalnya seperti Blog ini, Dunia
Ilmu. Selain memberi kepuasan bagi diri sendiri, blog juga dapat bermanfaat
bagi orang lain yang membacanya.
Lihatlah pada kenyataan. Banyak
kasus-kasus yang terjadi akibat facebook. Ada kasus penculikan, kasus
pertikaian karena pencemaran nama baik di Facebook,
dan semacamnya. Itu semua terjadi karena ketidakmampuan dalam menjadikan
Facebook sebagai sosial network yang sesungguhnya, yaitu menghubungkan
kenalan,mencari orang-orang (kenalan) yang jauh, mencari teman, dll
Mungkin menurut remaja yg menjadikan
facebook sebagai pelampiasan emosinya itu dikarenakan dia kurang kasih sayang
dan perhatian dr keluarganya sehingga tidak ada tempat untuk melampiaskan dan
berbagi perasaannya kepada orang terdekatnya sehingga dia lebih nyaman untuk
menuliskan isi hatinya itu menurut saya dan yg saya amati dilingkungan sekitar
saya.
Karna dia tidak mendapatkan respon
isi hatinya dr orang-orang sekitarnya ketika dia menuliskan uneg –unegnya
kepada dunia maya dia lgsg mendapatkan respon bahkan dr orang yg tidak dia
kenal sekalipun sehingga dia merasa diperhatikan padahal itu justru
membahayakan untuk keselamatannya karna dengan menuliskan isi hatinya pada
jejaring sosial akan memberi peluang kepada orang asing untuk memasuki
kehidupannya bahkan orang yg mempunyai niat jelek kapada dirinya.
Jadi menurut saya ketika kita
merasakan perasaan tidak nyaman atau sedang mendapatkan masalah dan butuh
tempat untuk berbagi cerita untuk mengeluarkan uneg-uneg lebih baik itu kita
bercerita kepada sahabat dan mendekatkan diri kapada orang tua agar mendapat
solusi untuk masalah kita dan tidak membahayakan kita .
Disadur dari : http://dunia-ilmu-indah.blogspot.com/2012/05/fenomena-facebook-di-kalangan-remaja.html