Tugas
kesehatan mental
Konsep
sehat berdasarkan, sejarah perkembangan kesehatan mental, teori kepribadian
sehat menurut:
Konsep
sehat berdasarkan:
Menurut saya Kesehatan mental tertentang dari yang baik
sampai dengan yang buruk, dan setiap orang akan mengalaminya. tidak sedikit
orang, pada waktu-waktu tertentu mengalami masalah-masalah kesehatan mental
selama rentang kehidupannya. Fungsi-fungsi jiwa seperti pikiran, perasaan,
sikap, pandangan dan keyakinan hidup, harus dapat saling membantu dan
bekerjasama satu sama lain sehingga dapat dikatakan adanya keharmonisan yang
menjauhkan orang dari perasaan ragu dan terhindar dari kegelisahan dan
pertentangan batin (konflik).
1.
Dimensi
emosi.
Dimensi-dimensi kecerdasan emosional terdiri atas
beberapa bagian pokok. Oleh para ahli, dimensi kecerdasan emosional dibedakan
atas dimensi penyusun kecerdasan emosional
kecerdasan
emosi memiliki empat dimensi batu penjuru utama, yaitu:
·
Kesadaran emosi (emotional literacy) yang bertujuan
membangun rasa percaya diri pribadi melalui pengenalan emosi yang dialami dan
kejujuran terjadap emosi yang dirasakan.
·
Kebugaran emosi (emotional fitness) yang bertujuan
mempertegas antusiasme dan ketangguhan untuk menghadapi tantangan dan perubahan
·
Kedalaman emosi (emotional depth) yang mencakup
komitmen untuk menyelaraskan hidup dan kerja dengan potensi serta bakat unik
yang dimiliki
·
Alkimia emosi (emotional elchemist) yaitu kemampuan
kreatif untuk mengalir bersama masalah-masalah dan tekanan-tekanan tanpa larut
di dalamnya.
kemampuan
emosional mereka, antara lain:
- Kesadaran diri: Mengenali perasaan sewaktu perasaan itu terjadi.
- Mengelola emosi: Menangani perasaan agar perasaan tersebut dapat terungkap dengan pas; menyadari apa yang ada dibalik perasaan; menemukan cara untuk menangani ketakutan, kecemasan, amarah dan kesedihan.
- Memotivasi diri sendiri: Menata emosi sebagai alat untuk mencapai tujuan; kontrol diri emosional; menunda kepuasan dan mengendalikan impuls.
- Empati: Sensitif terhadap perasaan dan keprihatinan orang lain dan menerima perspektif mereka; menghargai perbedaan tentang bagaimana orang memandang sesuatu.
- Membina hubungan: Mengelola emosi dengan orang lain; kompetensi sosial dan keterampilan sosial.
2.
Dimensi
intelektual
Konsep sehat
itu sendiri yang memang lebih banyakditemuii konsep tentang sakit, ini membuat
pemahaman tentang sehat mengalami kerancuan dalam batasan kesehatan sebagai
pegangan suatu derajat yang harus dicapai seseorang. Ada perbedaan antara model
kesehatan Barat dan Kesehatan Timur. Baratt lebih memandang kesehatan bersifat
dualistik yaitu mengibaratkan manusia sebagai mesin yang sangat dipengaruhi
oleh dominasi medis
IntelektualDikatakan sehat secara intelektual yaitu jika seseorang memiliki kecerdasan dalam kategori yang baik mampu melihat realitas. Memilki nalar yang baik dalam memecahkan masalah atau mengambil keputusan
3. Dimensi sosial
Dimensi
sosial budaya merupakan sesuatu yang melekat pada kebudayaan yang diadopsi
secara turun temurun oleh penerusnya dan hal ini sangat berkaitan erat dengan
nilai adat - istiadat. Pada dasarnya dimensi kebudayaan sangat sulit
diubah, hal ini membutuhkan proses yang berkepanjangan, karena berkaitan dengan
pola fakir masyarakat dan kebiasaan yang mereka anggap benar.
Adapun nilai
yang dipahami dari dimensi tersebut antara lain :
- Nilai kebersamaan social yaitu masyarakat yang secara bersama - sama bekerja bakti membersihkan makam dan membuat umbul - umbul
- Nilai religi yaitu hubungan manusia dengan Tuhan dapat terjalin dengan baik
- Nilai keamanan yaitu masyarakat bisa terbebas dari seluruh desa dan akan merasa nyaman
- Nilai ekonomi yaitu denan tetap melaksanakan upacara masyarakat akan lebih mudah dan bias memenuhi kebutuhan hidupnya
Proses Pembudayaan
Pembudayaan
yaitu proses pemberian ( transfer ) nilai - nilai budaya dan agama kepada
seseorang, sehingga yang bersangkutan memiliki prilaku yang sopan, berbudaya,
bermoral dan beretika. Proses pembudayaan dan pengetahuan berlangsung dalam
keluarga dan lingkungan sekitar yang bersangkutan.
Proses
Sosialisasi
Sosialisasi
adalah proses seorang anak belajar menjadi anggota masyarakat yang
berpartisifasi aktif.
Proses
sosialisasi terjadi empat tahap yaitu :
a.Persiapan
- Pada tahap ini anak mualai belajar mengambil peranan orang-orang disekeliling terutama orang yang paling dekat ( keluarga )
b.Meniru
- Pada tahap ini anak tidak hanya mengetahui peranan yang harus dijalankan tetapi harus mengetahui peranan yang dijalankan orang lain
c.Bertindak
- Pada tahap ini anak dianggap mampu mengambil peranan yang dijalankan orang lain dalam masyarakat luas
d.Menerima
norma
- Pada tahan ini anak telah siap menjalankan peranan orang lain, ia mulai memiliki kesadaran akan tanggung jawab
Sosialisasi
disini juga merupakan proses yang membantu individu agar belajar menyesuaikan
diri bagaimana cara hidup, cara berfikir dengan kelompoknya agar dapat berperan
dan berfungsi dalam kelompoknya.
Proses Personalisasi
Mengapa
rumah yang ini dicat putih sementara yang lain berwarna hijau? Mengapa sebelah
sini pekarangan rumahnya ditumbuhi banyak pepohonan, sementara yang sebelah
sana tidak? Mengapa yang ini pagarnya rendah, sementara yang itu tinggi dan
mengapa lain - lain? Mungkin jawabannya, adalah personalisasi, ide personalisasi
berasal dari pemikiran bahwa setiap pribadi adalah unuk.
Kita lihat
saja sekarang, keberadaan blog dan situs pribadi misalnya memungkinkan
seseorang untuk mengatur rumahnya sendiri sesuai selera. Produsen telepon
seluler mencoba menatik konsumen dengan menyediakan fitur - fitur yang membuat
penggunanya bias mengkomodasikan hal-hal yang unuk dalam dirinya.
4. Dimensi
fisik
Dimensi fisik dalam diri manusia tidak perlu diragukan
lagi, manusia memiliki wujud yang nyata, dapat dilihat dan disentuh secara
fisik. Dimensi sosial pada manusia seperti yang telah dikatakan oleh Aristoteles,
manusia membutuhkan orang lain, kita dapat melihat pada kenyataan bahwa
dimanapun manusia berada maka disitulah terdapat sebuah komunitas, manusia
tidak bisa hidup seorang diri seumur hidupnya
Dimensi
mental pada manusia bisa kita lihat pada kebiasaan manusia yang tidak pernah
berhenti belajar, belajar disini bukan dalam arti yang sempit seperti pelajaran
sekolah ataupun kuliah, akan tetapi dalam arti yang lebih luas yaitu manusia
berkembang dengan belajar dari pengalaman hidup dirinya sendiri maupun orang
lain, belajar dari kesalahan hidup, bahkan main game pun dapat dikatakan
belajar karena manusia tersebut mendapatkan pengalaman baru dan memperoleh
kompentensi yang baru.
Contoh dari
dimensi fisik :
Dimensi
fisik:
Nutrisi:
air, protein, vitamin, lemak, karbohidrat, serta mineral. Latihan: olahraga,
makan dan minum. Istirahat: relaksasi. Pantangan: latihan yang terlalu
berlebihan, makan secara berlebihan, alkohol, rokok serta racun.
5. Dimensi mental
Maslow dan Mittlemenn menguraikan
pandangannya mengenai prinsip-prinsip kesehatan mental, yangmenyebutnya dengan
manifestation of psychological health.
Maslow menyebutkondisi yang sehat secara psikologis itu dengan istilah self actualization sekaligussebagai puncak kebutuhan dari teori hierarki kebutuhan yang disusunya.Manifestasi mental yang sehat (secara psikologis) menurut Maslow dan Mittlemenn tercermin dari dimensi kesehatan mental yakni adalah sebagai berikut:
• Adequate feeling of security rasa aman yang memadai). Perasaan merasaaman dalam hubungannya dengan pekerjaan, sosial, dan keluarganya.
• Adequate self evaluation (kemampuan menilai diri sendiri yang memadai),yang mencakup (a) Memiliki harga diri yang memadai dan merasa ada nilaiyang sebanding antara keadaan diri yang sebenarnya (potensi diri) denganprestasinya, (b) Memiliki perasaan berguna akan diri sendiri, yaitu perasaanyang secara moral masuk akal, dan tidak diganggu oleh rasa bersalah yangberlebihan, dan mampu mengenal beberapa hal yang secara sosial danpersonal tidak dapat diterima oleh kehendak umum yang selalu ada sepanjangkehidupan di masyarakat.
• Adequate spontaneity and emotionality (memiliki spontanitas dan perasaanyang memadai dengan orang lain), hal ini ditandai oleh kemampuanmembentuk ikatan emosional secara kuat dan abadi, seperti hubunganpersahabatan dan cinta, mampu mengekspresikan ketidaksukaan / ketidaksetujuan tanpa kehilangan kontrol, kemampuan memahami danmembagi perasaan kepada orang lain, kemampuan menyenangi diri sendiridan tertawa. Ketika seseorang tidak senang pada suatu saat, maka dia harusmemiliki alasan yang tepat mengapa dia tidak senang.menerima sejumlah hasrat atau pikiran meskipun beberapa diantara hasrat-hasrat itu secara sosial dan personal tidak dapat diterima.
• Integration and consistency of personality (kepribadian yang utuh dankonsisten). Ini bermakna (a) Cukup baik perkembangan diri dankepribadiannya, kepandaiannya, dan berminat dalam beberapa aktivitas, (b)Memiliki prinsip moral dan kata hati yang tidak terlalu berbeda denganpandangan kelompok, (c) Mampu untuk berkonsentrasi, dan (d) Tiadanya konflik-konflik besar dalam kepribadiannya dan tidak dissosiasi terhadapkepribadiannya.
• Adequate of life goal (memiliki tujuan hidup yang wajar). Hal ini berarti (a)Memiliki tujuan hidup yang sesuai dengan dirinya sendiri dan dapat dicapai,(b) Mempunyai usaha yang tekun dalam mencapai tujuan tersebut, dan (c)Tujuan itu bersifat baik untuk diri sendiri dan masyarakat.
• Ability to learn from experience (kemampuan belajar dari pengalaman).Kemampuan untuk belajar dari pengalaman hidupnya sendiri. Bertambahnyapengetahuan, kemahiran dan keterampilan mengerjakan sesuatu berdasarkanhasil pembelajaran dari pengalamannya. Selain itu, juga termasuk didalamnyakemampuan untuk belajar secara
Maslow menyebutkondisi yang sehat secara psikologis itu dengan istilah self actualization sekaligussebagai puncak kebutuhan dari teori hierarki kebutuhan yang disusunya.Manifestasi mental yang sehat (secara psikologis) menurut Maslow dan Mittlemenn tercermin dari dimensi kesehatan mental yakni adalah sebagai berikut:
• Adequate feeling of security rasa aman yang memadai). Perasaan merasaaman dalam hubungannya dengan pekerjaan, sosial, dan keluarganya.
• Adequate self evaluation (kemampuan menilai diri sendiri yang memadai),yang mencakup (a) Memiliki harga diri yang memadai dan merasa ada nilaiyang sebanding antara keadaan diri yang sebenarnya (potensi diri) denganprestasinya, (b) Memiliki perasaan berguna akan diri sendiri, yaitu perasaanyang secara moral masuk akal, dan tidak diganggu oleh rasa bersalah yangberlebihan, dan mampu mengenal beberapa hal yang secara sosial danpersonal tidak dapat diterima oleh kehendak umum yang selalu ada sepanjangkehidupan di masyarakat.
• Adequate spontaneity and emotionality (memiliki spontanitas dan perasaanyang memadai dengan orang lain), hal ini ditandai oleh kemampuanmembentuk ikatan emosional secara kuat dan abadi, seperti hubunganpersahabatan dan cinta, mampu mengekspresikan ketidaksukaan / ketidaksetujuan tanpa kehilangan kontrol, kemampuan memahami danmembagi perasaan kepada orang lain, kemampuan menyenangi diri sendiridan tertawa. Ketika seseorang tidak senang pada suatu saat, maka dia harusmemiliki alasan yang tepat mengapa dia tidak senang.menerima sejumlah hasrat atau pikiran meskipun beberapa diantara hasrat-hasrat itu secara sosial dan personal tidak dapat diterima.
• Integration and consistency of personality (kepribadian yang utuh dankonsisten). Ini bermakna (a) Cukup baik perkembangan diri dankepribadiannya, kepandaiannya, dan berminat dalam beberapa aktivitas, (b)Memiliki prinsip moral dan kata hati yang tidak terlalu berbeda denganpandangan kelompok, (c) Mampu untuk berkonsentrasi, dan (d) Tiadanya konflik-konflik besar dalam kepribadiannya dan tidak dissosiasi terhadapkepribadiannya.
• Adequate of life goal (memiliki tujuan hidup yang wajar). Hal ini berarti (a)Memiliki tujuan hidup yang sesuai dengan dirinya sendiri dan dapat dicapai,(b) Mempunyai usaha yang tekun dalam mencapai tujuan tersebut, dan (c)Tujuan itu bersifat baik untuk diri sendiri dan masyarakat.
• Ability to learn from experience (kemampuan belajar dari pengalaman).Kemampuan untuk belajar dari pengalaman hidupnya sendiri. Bertambahnyapengetahuan, kemahiran dan keterampilan mengerjakan sesuatu berdasarkanhasil pembelajaran dari pengalamannya. Selain itu, juga termasuk didalamnyakemampuan untuk belajar secara
6. Dimensi
kesehatan mental
Kesehatan mental ungkapan ini diciptakan oleh W.
Swetster di tahun 1843, dan penuh dengan konten yang sebenarnya melalui
"pribadi" pengalaman berkumpul oleh ahli asuransi Beers Amerika.
Tujuannya adalah untuk memastikan perawatan yang lebih manusiawi dari sakit
mental, cara bagaimana tujuannya ini dilakukan dalam konteks yang lebih luas
melampaui domain perawatan kesehatan tidak bisa disebut hanya kejiwaan.
Kesehatan mental mulai berkembang sejak perang dunia
ke II .Sejak awal perang dunia ke II kesehatan mental bukan lagi suatu istilah
yang asing bagi orang – orang .Dalam bidang kesehatan mental kita dapat
memahami bahwa gangguan mental itu telah terjadi sejak awal peradaban manusia
dan sekaligus telah ada upaya-upaya mengatasinya sejalan dengan peradaban.
Namun seiring jaman yang semakin
maju dan perkembangan ilmu pengetahuan Philippe Pinel di Perancis dan William
Tuke dari Inggris, mengadakan perbaikan dalam menanggulangi orang-orang yang
terganggu mentalnya
Ada juga dari tokoh lainnya yang mempengaruhi
perkbngan kesehatan mental :
1. Clifford Whittingham Beers
(1876-1943). Beers pernah sakit mental dan dirawat selama dua tahun dalam
beberapa rumah sakit jiwa. Ia mengalami sendiri betapa kejam dan kerasnya
perlakuan serta cara penyembuhannya
2. Dorothea Dix merupakan seorang
pionir wanita dalam usaha-usaha kemanusiaan berasal dari Amerika. Ia berusaha
menyembuhkan dan memelihara para penderita penyakit mental dan orang-orang
gila. Sangat banyak jasanya dalam memperluas dan memperbaiki kondisi dari 32
rumah sakit jiwa di seluruh negara Amerika bahkan sampai ke Eropa. Atas
jasa-jasa besarnya inilah Dix dapat disebut sebagai tokoh besar pada abad
ke-19.
Sejarah
perkembangan kesehatan mental
1.
Orientasi Klasik
Seseorang dianggap sehat bila ia tidak mempunyai kelakuan tertentu, seperti ketegangan, rasa lelah, cemas, rendah diri atau perasan tak berguna, yang semuanya menimbulkan perasaan “sakit” atau rasa “tak sehat” serta mengganggu efisiensi kegiatan sehari-hari. Aktivitas klasik ini banyak dianut di lingkungan kedokteran.
2. Orientasi penyesuaian diri
Orang dianggap sehat secara psikologis bila ia mampu nmengembangkan dirinya sesuai dengan tuntutan orang-orang lain serta lingkungan sekitarnya.
3. Orientasi pengembangan potensi
Seseorang dikatakan mencapai tarap kesehatan jiwa, bila ia mendapat kesempatan untuk mengembangkan potensialitasnya menuju kedewasaan, ia bisa dihargai oleh orang lain dan dirinya sendiri. Dalam psiko-terapi (Perawatan Jiwa) ternyata yang menjadi pengendali utama dalam setiap tindakan dan perbuatan seseorang bukanlah akal pikiran semata-mata, akan tetapi yang lebih penting dan kadang-kadangsangat menentukan adalah perasaan. Telah terbukti bahwa tidak selamanya perasaan tunduk kepada pikiran, bahkan sering terjadi sebaliknya, pikiran tunduk kepada perasaan. Dapat dikatakan bahwa keharmonisan antara pikiran dan perasaanlah yang membuat tindakan seseorang tampak matang dan wajar. Sehingga dapat dikatakan bahwa tujuan Hygiene mental atau kesehatan mental adalah mencegah timbulnya gangguan mental dan gangguan emosi, mengurangi atau menyembuhkan penyakit jiwa serta memajukan jiwa”. Menjaga hubungan sosial akan dapat mewujudkan tercapainya tujuan masyarakat membawa kepada tercapainya tujuan-tujuan perseorangan sekaligus.
Kita tidak dapat menganggap bahwa kesehatan mental hanya sekedar usaha untuk mencapai kebahagiaan masyarakat, karena kebahagiaan masyarakat itu tidak akan menimbulkan kebahagiaan dan kemampuan individu secara otomatis, kecuali jika kita masukkan dalam pertimbangan kita, kurang bahagia dan kurang menyentuh aspek individu, dengan sendirinya akan mengurangi kebahagiaan dan kemampuan sosial.Dari uraian di atas dapat lebih difokuskan, bahwa tujuan mental hygiene atau kesehatan mental adalah tercapainya kebahagiaan secara individu maupun kebahagiaan masyarakat pada umumnya.
Seseorang dianggap sehat bila ia tidak mempunyai kelakuan tertentu, seperti ketegangan, rasa lelah, cemas, rendah diri atau perasan tak berguna, yang semuanya menimbulkan perasaan “sakit” atau rasa “tak sehat” serta mengganggu efisiensi kegiatan sehari-hari. Aktivitas klasik ini banyak dianut di lingkungan kedokteran.
2. Orientasi penyesuaian diri
Orang dianggap sehat secara psikologis bila ia mampu nmengembangkan dirinya sesuai dengan tuntutan orang-orang lain serta lingkungan sekitarnya.
3. Orientasi pengembangan potensi
Seseorang dikatakan mencapai tarap kesehatan jiwa, bila ia mendapat kesempatan untuk mengembangkan potensialitasnya menuju kedewasaan, ia bisa dihargai oleh orang lain dan dirinya sendiri. Dalam psiko-terapi (Perawatan Jiwa) ternyata yang menjadi pengendali utama dalam setiap tindakan dan perbuatan seseorang bukanlah akal pikiran semata-mata, akan tetapi yang lebih penting dan kadang-kadangsangat menentukan adalah perasaan. Telah terbukti bahwa tidak selamanya perasaan tunduk kepada pikiran, bahkan sering terjadi sebaliknya, pikiran tunduk kepada perasaan. Dapat dikatakan bahwa keharmonisan antara pikiran dan perasaanlah yang membuat tindakan seseorang tampak matang dan wajar. Sehingga dapat dikatakan bahwa tujuan Hygiene mental atau kesehatan mental adalah mencegah timbulnya gangguan mental dan gangguan emosi, mengurangi atau menyembuhkan penyakit jiwa serta memajukan jiwa”. Menjaga hubungan sosial akan dapat mewujudkan tercapainya tujuan masyarakat membawa kepada tercapainya tujuan-tujuan perseorangan sekaligus.
Kita tidak dapat menganggap bahwa kesehatan mental hanya sekedar usaha untuk mencapai kebahagiaan masyarakat, karena kebahagiaan masyarakat itu tidak akan menimbulkan kebahagiaan dan kemampuan individu secara otomatis, kecuali jika kita masukkan dalam pertimbangan kita, kurang bahagia dan kurang menyentuh aspek individu, dengan sendirinya akan mengurangi kebahagiaan dan kemampuan sosial.Dari uraian di atas dapat lebih difokuskan, bahwa tujuan mental hygiene atau kesehatan mental adalah tercapainya kebahagiaan secara individu maupun kebahagiaan masyarakat pada umumnya.
Teori
kepribadian sehat menurut:
A. Kepribadian Sehat Berdasarkan Aliran Psikoanalisis
Psikoanalisis merupakan suatu bentuk
model kepribadian. Teori ini sendriri pertama kali diperkenalkan oleh Sigmun
Freud (1856-1938). Freud pada awalnya memang mengembangkan teorinya tentang
struktur kepribadian dan sebab-sebab gangguan jiwa dan dengan konsep teorinya
yaitu perilaku dan pikiran dengan mengatakan bahwa kebanyakan apa yang kita
lakukan dan pikirkan hasil dari keinginan atau dorongan yang mencari pemunculan
dalam perilaku dan pikiran. menurut teori psikoanalisa, inti dari keinginan
dorongan ini adalah bahwa mereka bersembunyi dari kesadaran individual. Dan
apabila dorongan – dorongan ini tidak dapat disalurkan, dapat menyebabkan
gangguan kepribadian dan juga memggangu kesehatan mental yang disebut
psikoneurosis. Dengan kata lain, mereka tidak disadari. Ini adalah ekspresi
dari dorongan tidak sadar yang muncul dalam perilaku dan pikiran. Istilah
“motivasi yang tidak disadari” / (unconscious motivation) menguraikan
ide kunci dari psikoanalisa. Psikoanalisis mempunyai metode untuk membongkar
gangguan – gangguan yang terdapat dalam ketidaksadaran ini, antara lain dengan
metode analisis mimpi dan metode asosiasi bebas.
B. Kepribadian
Sehat Menurut Aliran Behavioristik
Behaviorisme juga disebut psikologi
S – R (stimulus dan respon). Behaviorisme menolak bahwa pikiran merupakan
subjek psikologi dan bersikeras bahwa psokologi memiliki batas pada studi
tentang perilaku dari kegiatan-kegiatan manusia dan binatang yang dapat
diamati. Teori Behaviorisme sendiri pertama kali diperkenalkan oleh John B.
Watson (1879-1958)
Aliran behaviorisme mempunyai 3 ciri penting:
Aliran behaviorisme mempunyai 3 ciri penting:
1. Menekankan pada respon-respon
yang dikondisikan sebagai elemen dari perilaku
2. Menekankan pada perilaku yang
dipelajari dari pada perilaku yang tidak dipelajari.
Behaviorisme
menolak kecenderungan pada perilaku yang bersifat bawaan.
3. Memfokuskan pada perilaku
binatang. Menurutnya, tidak ada perbedaan alami antara perilaku
manusia dan
perilaku binatang.
Kita dapat belajar banyak tentang
perilaku kita sendiri dari studi tentang apa yang dilakukan binatang. menurut
penganut aliran ini perilaku selalu dimulai dengan adanya rangsangan yaitu
berupa stimulus dan diikuti oleh suatu reaksi beupa respons terhadap rangsangan
itu. Salah satu penganut watson yang sangat besar masukannya untuk perkembangan
behaviorisme adalah B.F. Skinner. Aliran ini memandang manusia seperti mesin
yang dapat dikendalikan perilakunya lewat suatu pengkondisian. Ini menganggap
manusia yang meberikan respon positif yang berasal dari luar.
C. Kepribadian
Sehat Menurut Aliran Humanistik
Humanistik mulai muncul sebagai sebuah
gerakan besar psikologi dalam tahun 1950-an. Aliran humanistik merupakan
konstribusi dari psikolog-psikolog terkenal seperti Gordon Allport, Abraham
Maslow dan Carl Rogers.
Menurut aliran humanistik
kepribadian yang sehat, individu dituntut untuk mengembangkan potensi yang
terdapat didalam dirinya sendiri. Bukan saja mengandalakan
pengalaman-pengalaman yang terbentuk pada masa lalu dan memberikan diri untuk
belajar mengenai suatu pola mengenai yang baik dan benar sehingga menghasilkan
respon individu yang bersifat pasif.
Ciri dari kepribadian sehat adalah
mengatualisasikan diri, bukan respon pasif buatan atau individu yang
terimajinasikan oleh pengalaman-pengalaman masa lalu. Aktualisasi diri adalah
mampu mengedepankan keunikan dalam pribadi setiap individu, karena setiap
individu memiliki hati nurani dan kognisi untuk menimbang-nimbang segala
sesuatu yang menjadi kebutuhannya. Humanistik menegaskan adanya keseluruhan
kapasitas martabat dan nilai kemanusiaan untuk menyatakan diri. Bagi ahli-ahli
psikologi humanistik, manusia jauh lebih banyak memiliki potensi. Manusia harus
dapat mengatasi masa lampau, kodrat biologis, dan ciri-ciri lingkungan. Manusia
juga harus berkembang dan tumbuh melampaui kekuatan-kekuatan negatif yang
secara potensial menghambat.
D. Menurut Allport
Menurut Allport, faktor utama
tingkah lalu orang dewasa yang matang adalah sifat-sifat yang terorganisir dan
selaras yang mendorong dan membimbing tingkah laku menurut prinsip otonomi fungsional.Kualitas
kepribadian yang matang menurut allport sebagai berikut:
1. Ekstensi sense
of self
Adalah kemampuan berpartisipasi dan menikmati kegiatan
dalam jangkauan yang luas, kemampuan diri dan minat-minatnya dengan orang lain,
kemampuan merencanakan masa depan dengan penuh harapan dan rencana, kemampuan
mengerjakan sesuatu secara aktif. Semakin banyak seseorang terlibat dalam
kegiatan maka semakin sehat secara psikologis juga dia.
2. Hubungan
hangat/akrab dengan orang lain
Adalah kapasitas intimacy (hubungan
kasih dengan keluarga dan teman) dan compassion (pengungkapan
hubungan yang penuh hormat dan menghargai dengan setiap orang atau suatu
pemahaman tentang kondisi dasar manusia dan perasaan kekeluargaan dengan semua
bangsa)
3. Penerimaan
diri/ Keamanan emosional
Adalah kemampuan untuk mengatasi reaksi berlebihan
dalam hal-hal yang menyinggung dorongan khusus (misal : mengolah dorongan seks)
dan menghadapi rasa frustasi, kontrol diri atau dapat mengontrol emosi mereka,
perasaan proporsional.
4.
Pandangan-pandangan realistis, keahlian dan penugasan
Adalah kemampuan memandang orang
lain, objek, dan situasi. Mereka
memandang dunia mereka secara objektif dan menerima realitas sebagaimana
adanya.
5.
Keterampilan-keterampilan dan tugas-tugas
Adalah kapasitas dan minat dalam penyelesaian masalah,
memiliki keahlian serta tanggung jawab penuh dalam penyelesain tugas yang
dipilih, mengatasi pelbagai persoalan tanpa panik, memiliki dedikasi dan komitmen
yang kuat dalam penyelesaiaan tugas dan keterampilan tersebut.
6. Objektifikasi diri: insight dan humor
Adalah kemampuan diri untuk objektif dan memahami
tentang diri dan orang lain. Orang yang sehat adalah yang terbuka pada pendapat
orang lain, memiliki pandangan yang positif dan memiliki wawasan diri yang
tinggi terhadap dirinya dalam merumuskan suatu gambaran yang objektif. Selain
itu adanya korelasi yang tinggi antara wawasan diri dengan humor, humor tidak
sekedar menikmati dan tertawa tapi juga mampu menghubungkan secara positif pada
saat yang sama pada keganjilan dan absurditas diri dan orang lain.
7. Filsafat
Hidup
Orang yang sehat melihat kedepan, didorong oleh
tujuan-tujuan dan rencana jangka panjang maka daripada itu dibutuhkannya suatu
nilai-nilai dan suara hati yang kuat untuk dapat mencapai semuanya itu.
E. Pendapat Rogers
Menurut Rogers, seseorang yang memiliki kepribadian yang sehat adalah pribadi yang dapat menyadari potensi yang dimilikinya di gunakan untuk mengarahkan diri dan mengaktualisasikan diri utuk hal-hal positif.
F. Pendapat Abraham Maslow
Hampir mirip dengan Pendapat Rogers, dimana menurut Rogers Pribadi yang sehat menyadari potensi-potensi yang dimilikinya digunakan untuk mengatualisasikan diri untuk hal-hal positif, bedanya dengan Maslow adalah Orang-orang yang mengaktualisasikan diri itu tidak berjuang tetapi berusaha.
G. Pendapat Erich Fromm
Menurut Fromm, Kepribadian yang sehat adalah dia yang mampu hidup dan mampu bersosialisasi dengan baik dalam masyarakat, dan juga adanya hubungan solidaritas yang penuh dengan cinta dan tanggung jawab, serta tidak saling merusak atau menyingkirkan satu dengan lainnya.
Menurut Rogers, seseorang yang memiliki kepribadian yang sehat adalah pribadi yang dapat menyadari potensi yang dimilikinya di gunakan untuk mengarahkan diri dan mengaktualisasikan diri utuk hal-hal positif.
F. Pendapat Abraham Maslow
Hampir mirip dengan Pendapat Rogers, dimana menurut Rogers Pribadi yang sehat menyadari potensi-potensi yang dimilikinya digunakan untuk mengatualisasikan diri untuk hal-hal positif, bedanya dengan Maslow adalah Orang-orang yang mengaktualisasikan diri itu tidak berjuang tetapi berusaha.
G. Pendapat Erich Fromm
Menurut Fromm, Kepribadian yang sehat adalah dia yang mampu hidup dan mampu bersosialisasi dengan baik dalam masyarakat, dan juga adanya hubungan solidaritas yang penuh dengan cinta dan tanggung jawab, serta tidak saling merusak atau menyingkirkan satu dengan lainnya.
Schultz, Duane.(2011).psikologi
pertumbuhan:model-model kepribadian
REFRENSI:
7. Schultz,
Duane.(2011).psikologi pertumbuhan:model-model kepribadian
sehat.Yogyakarta:Kanisius