Minggu, 24 Maret 2013

konsep sehat (kesehatan mental)

tugas 1.
konsep sehat berdasarkan:

Menurut saya Kesehatan mental tertentang dari yang baik sampai dengan yang buruk, dan setiap orang akan mengalaminya. tidak sedikit orang, pada waktu-waktu tertentu mengalami masalah-masalah kesehatan mental selama rentang kehidupannya. Fungsi-fungsi jiwa seperti pikiran, perasaan, sikap, pandangan dan keyakinan hidup, harus dapat saling membantu dan bekerjasama satu sama lain sehingga dapat dikatakan adanya keharmonisan yang menjauhkan orang dari perasaan ragu dan terhindar dari kegelisahan dan pertentangan batin (konflik).

1.   Dimensi emosi.
Dimensi-dimensi kecerdasan emosional terdiri atas beberapa bagian pokok. Oleh para ahli, dimensi kecerdasan emosional dibedakan atas dimensi penyusun kecerdasan emosional
          kecerdasan emosi memiliki empat dimensi batu penjuru utama, yaitu:
·         Kesadaran emosi (emotional literacy) yang bertujuan membangun rasa percaya diri pribadi melalui pengenalan emosi yang dialami dan kejujuran terjadap emosi yang dirasakan.
·         Kebugaran emosi (emotional fitness) yang bertujuan mempertegas antusiasme dan ketangguhan untuk menghadapi tantangan dan perubahan
·         Kedalaman emosi (emotional depth) yang mencakup komitmen untuk menyelaraskan hidup dan kerja dengan potensi serta bakat unik yang dimiliki
·         Alkimia emosi (emotional elchemist) yaitu kemampuan kreatif untuk mengalir bersama masalah-masalah dan tekanan-tekanan tanpa larut di dalamnya.
       kemampuan emosional mereka, antara lain:
  1. Kesadaran diri: Mengenali perasaan sewaktu perasaan itu terjadi.
  2. Mengelola emosi: Menangani perasaan agar perasaan tersebut dapat terungkap dengan pas; menyadari apa yang ada dibalik perasaan; menemukan cara untuk menangani ketakutan, kecemasan, amarah dan kesedihan.
  3. Memotivasi diri sendiri: Menata emosi sebagai alat untuk mencapai tujuan; kontrol diri emosional; menunda kepuasan dan mengendalikan impuls.
  4. Empati: Sensitif terhadap perasaan dan keprihatinan orang lain dan menerima perspektif mereka; menghargai perbedaan tentang bagaimana orang memandang sesuatu.
  5. Membina hubungan: Mengelola emosi dengan orang lain; kompetensi sosial dan keterampilan sosial.



2.   Dimensi intelektual
Konsep sehat itu sendiri yang memang lebih banyakditemuii konsep tentang sakit, ini membuat pemahaman tentang sehat mengalami kerancuan dalam batasan kesehatan sebagai pegangan suatu derajat yang harus dicapai seseorang. Ada perbedaan antara model kesehatan Barat dan Kesehatan Timur. Baratt lebih memandang kesehatan bersifat dualistik yaitu mengibaratkan manusia sebagai mesin yang sangat dipengaruhi oleh dominasi medis
           Intelektual
       Dikatakan sehat  secara intelektual yaitu jika seseorang memiliki kecerdasan dalam     kategori yang baik mampu melihat realitas. Memilki nalar yang baik dalam memecahkan masalah atau mengambil keputusan
Sumber: http://psyche2nest.wordpress.com/2012/03/21/konsep-sehat-dimensi-sejarah-dan-teori-kepribadian/
3.   Dimensi sosial
Dimensi sosial budaya merupakan sesuatu yang melekat pada kebudayaan yang diadopsi secara turun temurun oleh penerusnya dan hal ini sangat berkaitan erat dengan nilai adat  - istiadat. Pada dasarnya dimensi kebudayaan sangat sulit diubah, hal ini membutuhkan proses yang berkepanjangan, karena berkaitan dengan pola fakir masyarakat dan kebiasaan yang mereka anggap benar.

Adapun nilai yang dipahami dari dimensi tersebut antara lain :
  • Nilai kebersamaan social yaitu masyarakat yang secara bersama - sama bekerja bakti membersihkan makam dan membuat umbul - umbul
  • Nilai religi yaitu hubungan manusia dengan Tuhan dapat terjalin dengan baik
  • Nilai keamanan yaitu masyarakat bisa terbebas dari seluruh desa dan akan merasa nyaman
  • Nilai ekonomi yaitu denan tetap melaksanakan upacara masyarakat akan lebih mudah dan bias memenuhi kebutuhan hidupnya

Proses Pembudayaan

Pembudayaan yaitu proses pemberian ( transfer ) nilai - nilai budaya dan agama kepada seseorang, sehingga yang bersangkutan memiliki prilaku yang sopan, berbudaya, bermoral dan beretika. Proses pembudayaan dan pengetahuan berlangsung dalam keluarga dan lingkungan sekitar yang bersangkutan.

Proses Sosialisasi

Sosialisasi adalah proses seorang anak belajar menjadi anggota masyarakat yang berpartisifasi aktif.

Proses sosialisasi terjadi empat tahap yaitu :

a.Persiapan
  • Pada tahap ini anak mualai belajar mengambil peranan orang-orang disekeliling terutama orang yang paling dekat ( keluarga )
b.Meniru
  • Pada tahap ini anak tidak hanya mengetahui peranan yang harus dijalankan tetapi harus mengetahui peranan yang dijalankan orang lain
c.Bertindak
  • Pada tahap ini anak dianggap mampu mengambil peranan yang dijalankan orang lain dalam masyarakat luas
d.Menerima norma
  • Pada tahan ini anak telah siap menjalankan peranan orang lain, ia mulai memiliki kesadaran akan tanggung jawab
Sosialisasi disini juga merupakan proses yang membantu individu agar belajar menyesuaikan diri bagaimana cara hidup, cara berfikir dengan kelompoknya agar dapat berperan dan berfungsi dalam kelompoknya.

 Proses Personalisasi

Mengapa rumah yang ini dicat putih sementara yang lain berwarna hijau? Mengapa sebelah sini pekarangan rumahnya ditumbuhi banyak pepohonan, sementara yang sebelah sana tidak? Mengapa yang ini pagarnya rendah, sementara yang itu tinggi dan mengapa lain - lain? Mungkin jawabannya, adalah personalisasi, ide personalisasi berasal dari pemikiran bahwa setiap pribadi adalah unuk.

Kita lihat saja sekarang, keberadaan blog dan situs pribadi misalnya memungkinkan seseorang untuk mengatur rumahnya sendiri sesuai selera. Produsen telepon seluler mencoba menatik konsumen dengan menyediakan fitur - fitur yang membuat penggunanya bias mengkomodasikan hal-hal yang unuk dalam dirinya.


4.   Dimensi fisik

Dimensi fisik dalam diri manusia tidak perlu diragukan lagi, manusia memiliki wujud yang nyata, dapat dilihat dan disentuh secara fisik. Dimensi sosial pada manusia seperti yang telah dikatakan oleh Aristoteles, manusia membutuhkan orang lain, kita dapat melihat pada kenyataan bahwa dimanapun manusia berada maka disitulah terdapat sebuah komunitas, manusia tidak bisa hidup seorang diri seumur hidupnya
Dimensi mental pada manusia bisa kita lihat pada kebiasaan manusia yang tidak pernah berhenti belajar, belajar disini bukan dalam arti yang sempit seperti pelajaran sekolah ataupun kuliah, akan tetapi dalam arti yang lebih luas yaitu manusia berkembang dengan belajar dari pengalaman hidup dirinya sendiri maupun orang lain, belajar dari kesalahan hidup, bahkan main game pun dapat dikatakan belajar karena manusia tersebut mendapatkan pengalaman baru dan memperoleh kompentensi yang baru.
Contoh dari dimensi fisik :
Dimensi fisik:
Nutrisi: air, protein, vitamin, lemak, karbohidrat, serta mineral. Latihan: olahraga, makan dan minum. Istirahat: relaksasi. Pantangan: latihan yang terlalu berlebihan, makan secara berlebihan, alkohol, rokok serta racun.
5.   Dimensi mental

Maslow dan Mittlemenn menguraikan pandangannya mengenai prinsip-prinsip kesehatan mental, yangmenyebutnya dengan manifestation of psychological health.
Maslow menyebutkondisi yang sehat secara psikologis itu dengan istilah self actualization sekaligussebagai puncak kebutuhan dari teori hierarki kebutuhan yang disusunya.Manifestasi mental yang sehat (secara psikologis) menurut Maslow dan Mittlemenn tercermin dari dimensi kesehatan mental yakni adalah sebagai berikut:
• Adequate feeling of security rasa aman yang memadai). Perasaan merasaaman dalam hubungannya dengan pekerjaan, sosial, dan keluarganya.
• Adequate self evaluation (kemampuan menilai diri sendiri yang memadai),yang mencakup (a) Memiliki harga diri yang memadai dan merasa ada nilaiyang sebanding antara keadaan diri yang sebenarnya (potensi diri) denganprestasinya, (b) Memiliki perasaan berguna akan diri sendiri, yaitu perasaanyang secara moral masuk akal, dan tidak diganggu oleh rasa bersalah yangberlebihan, dan mampu mengenal beberapa hal yang secara sosial danpersonal tidak dapat diterima oleh kehendak umum yang selalu ada sepanjangkehidupan di masyarakat.
• Adequate spontaneity and emotionality (memiliki spontanitas dan perasaanyang memadai dengan orang lain), hal ini ditandai oleh kemampuanmembentuk ikatan emosional secara kuat dan abadi, seperti hubunganpersahabatan dan cinta, mampu mengekspresikan ketidaksukaan / ketidaksetujuan tanpa kehilangan kontrol, kemampuan memahami danmembagi perasaan kepada orang lain, kemampuan menyenangi diri sendiridan tertawa. Ketika seseorang tidak senang pada suatu saat, maka dia harusmemiliki alasan yang tepat mengapa dia tidak senang.menerima sejumlah hasrat atau pikiran meskipun beberapa diantara hasrat-hasrat itu secara sosial dan personal tidak dapat diterima.
• Integration and consistency of personality (kepribadian yang utuh dankonsisten). Ini bermakna (a) Cukup baik perkembangan diri dankepribadiannya, kepandaiannya, dan berminat dalam beberapa aktivitas, (b)Memiliki prinsip moral dan kata hati yang tidak terlalu berbeda denganpandangan kelompok, (c) Mampu untuk berkonsentrasi, dan (d) Tiadanya konflik-konflik besar dalam kepribadiannya dan tidak dissosiasi terhadapkepribadiannya.
• Adequate of life goal (memiliki tujuan hidup yang wajar). Hal ini berarti (a)Memiliki tujuan hidup yang sesuai dengan dirinya sendiri dan dapat dicapai,(b) Mempunyai usaha yang tekun dalam mencapai tujuan tersebut, dan (c)Tujuan itu bersifat baik untuk diri sendiri dan masyarakat.
• Ability to learn from experience (kemampuan belajar dari pengalaman).Kemampuan untuk belajar dari pengalaman hidupnya sendiri. Bertambahnyapengetahuan, kemahiran dan keterampilan mengerjakan sesuatu berdasarkanhasil pembelajaran dari pengalamannya. Selain itu, juga termasuk didalamnyakemampuan untuk belajar secara



6.   Dimensi kesehatan mental
Kesehatan mental ungkapan ini diciptakan oleh W. Swetster di tahun 1843, dan penuh dengan konten yang sebenarnya melalui "pribadi" pengalaman berkumpul oleh ahli asuransi Beers Amerika. Tujuannya adalah untuk memastikan perawatan yang lebih manusiawi dari sakit mental, cara bagaimana tujuannya ini dilakukan dalam konteks yang lebih luas melampaui domain perawatan kesehatan tidak bisa disebut hanya kejiwaan.

Kesehatan mental mulai berkembang sejak perang dunia ke II .Sejak awal perang dunia ke II kesehatan mental bukan lagi suatu istilah yang asing bagi orang – orang .Dalam bidang kesehatan mental kita dapat memahami bahwa gangguan mental itu telah terjadi sejak awal peradaban manusia dan sekaligus telah ada upaya-upaya mengatasinya sejalan dengan peradaban.
Namun seiring jaman yang semakin maju dan perkembangan ilmu pengetahuan Philippe Pinel di Perancis dan William Tuke dari Inggris, mengadakan perbaikan dalam menanggulangi orang-orang yang terganggu mentalnya
Ada juga dari tokoh lainnya yang mempengaruhi perkbngan kesehatan mental :

1. Clifford Whittingham Beers (1876-1943). Beers pernah sakit mental dan dirawat selama dua tahun dalam beberapa rumah sakit jiwa. Ia mengalami sendiri betapa kejam dan kerasnya perlakuan serta cara penyembuhannya
2. Dorothea Dix merupakan seorang pionir wanita dalam usaha-usaha kemanusiaan berasal dari Amerika. Ia berusaha menyembuhkan dan memelihara para penderita penyakit mental dan orang-orang gila. Sangat banyak jasanya dalam memperluas dan memperbaiki kondisi dari 32 rumah sakit jiwa di seluruh negara Amerika bahkan sampai ke Eropa. Atas jasa-jasa besarnya inilah Dix dapat disebut sebagai tokoh besar pada abad ke-19.



Pendekatan Kesehatan Mental

1. Orientasi Klasik
Pendekatan yang umumnya banyak digunakan oleh bidang kedokteran termasuk psikiatri, sehat diartikan disini ialah keadaan tanpa keluhan, baik secara fisik maupun mental.

2. Orientasi Penyesuaian Diri
Orientasi yang lebih menekankan kepada lingkungan tempat individu itu hidup dan bersosialisasi. Dan sangat terpaku terhadap standart norma lingkungannya, terutama norma sosial dan budaya. Oleh karena itulah apabila seseorang di anggap tidak sehat disuatu lingkungan, belum tentu dilingkungan yang lain dia juga di anggap tidak sehat, karena ini sangat relaitif. Contoh : jika ada seseorang melakukan tidak kekerasan verbal dengan berteriak kepada anaknya saat suasana hatinya sedang panas, namun di sisi lain dia orangnya sangat dermawan, nah pada lingkungan dia tinggal pasti mengira bahwa dia tipe orang yang temprament walaupun dermawan, sedangkan di lingkungan lain bahkan tidak mengganggap bahwa dia orang yang temprament, bahkan mungkin dia tipe orang yang hanya mudah terbawa suasana hati dan bukan temprament.

3. Orientasi Pengembangan Potensi
Orientasi yang lebih mengutamakan Potensi dalam diri individu, terutama potensinya menuju kedewasaan. Dalam psikoterapi, yang menjadi pengendali utama dalam setiap tindakan, perbuatan, dan tingkah laku seseorang adalah perasaan. telah terbukti secara ilmiah bahwa, tidak selamanya perasaan bisa tunduk terhadap pikiran, bahkan lebih sering terjadi pikiran yang tunduk terhadap perasaan seseorang.




Tidak ada komentar:

Posting Komentar